Tuesday, July 21, 2015

Islam di Kantor Polisi New York (NYPD)

Oleh: Ali S. Asani
Kemarin, tgl 18 Januri 2001 pukul 9-12 siang, Police Inspector Imam Ezekil Pasha, Imam mesjid Malcom Shabbaz New York, yang juga kini menjabat sebagai Head NYPD Chaplain, mengadakan Forum Dialogue on Islam bersama Police Officers, FBI dan CIA di kota New York.
Kesan yang timbul, kebetulan saya ikut menjadi salah seorang nara sumbernya, bahwa betapa Islam lebih dikenal sebagai sebuah "tradisi hidup" yang dipraktekkan oleh berbagai manusia, dengan gaya dan pendekatannya masing-masing. Islam masih kerap diidentikkan sebagai agamanya orang-orang Arab. Seringkali diidentikkan sebagai agamanya orang-orang Iran yang pernah menyandera para diplomat Amerika. Seringkali diidentikkan sebagai agamanya, kelompok Hizbullah di Libanon, dan kelompok Al Fatah di Palestina.

Di mata mereka, Islam itu adalah apa yang tampak di hadapan mata mereka. Dan ternyata, sebagai akibat perjuangan keras anti Islam dan Muslim, mereka telah terkooptasi untuk memahami Islam dari sudut-sudut yang kurang mengenakkan. 

Pada forum itu dijelaskan segamblangnya makna dan pengertian jihad. Bahkan menurut saya, jangankan non Muslim, Muslim saja banyak yang salah faham dengan konsep jihad. Ternyata, pada acara itu dibagikan sebuah buku kecil "Kamus istilah-istilah Islam". Setelah dibuka, ternyata buku yang ditulis seorang Islam itu juga masih mengartikan jihad sengan "holy war". Masya Allah. Betapa kita sendiri yang memang jauh dari pemahaman ajaran agama kita yang sesungguhnya.

Setelah semua presentasi selesai, termasuk menjelaskan konsep jihad dalam Islam, barulah mereka sedikit menarik nafas panjang, bahwa ternyata islam yang mereka fahami selama ini tidak sesuai dengan Islam konsepsi Ilahi.

Saya tidak bermaksud membicarakan acara tersebut, karena pesan sponsor agar kegiatan ini tidak perlu terlalu menyolok. Maklumlah, kalau terlalu menyolok, pasti ada pihak-pihak yang tidak senang di kota ini.

Yang jelas, sekembali dari acara tersebut, segera saya buka Channel 7 News yang kembali membuka peristiwa pemboman USS College di Yaman. Bahkan pada acara Prime News di malam harinya digambarkan seolah kejadian itu mendapat legitimasi dari keyakinan ummat Islam. Memang menyakitnya, tapi itulah kenyataan, bahwa di saat kita berupaya membersihkan atau minimal meminimumkan pandangan negatif terhadap ajaran hanif ini, pada saat itu pula kita tertumbuk dengan situasi yang telah dijalin dalam sebuah lingkaran syetan. Entah siapa yang harus disalahkan. Yang jelas, tantangan ke depan bagi kita untuk mencari jalan terbaik dari semua ini. 

( Asani, Profesor di Harvard University, mengajar Bahasa dan Kebudayaan Indo-Muslim. Menurut perkiraannya, hanya enam atau tujuh profesor Muslim yang mengajar Islam di jurusan agama uuniversitas-universitas terkemuka. Meski nenek moyangnya berasal dari Asia Selatan, Asani dilahirkan di Kenya. Pada 1973 dia masuk ke Amerika sebagai seorang imigran.)
Asani, Profesor di Harvard University, mengajar Bahasa dan Kebudayaan Indo-Muslim. Menurut perkiraannya, hanya enam atau tujuh profesor Muslim yang mengajar Islam di jurusan agama uuniversitas-universitas terkemuka. Meski nenek moyangnya berasal dari Asia Selatan, Asani dilahirkan di Kenya. Pada 1973 dia masuk ke Amerika sebagai seorang imigran.

No comments:

Post a Comment